Oleh
: Ahmad Khoirun Niam (editor)
Pendahuluan
Setelah
di bagian pertama kita membicarakan sedikit tentang latar belakang perubahan
sosial, dan urbanisasi serta tren dari sebuah identitas. Pada bagian ini kita
akan lebihjauh membahas mengenai kebutuhan dasar masyarakat dan bagaimana kita
harus bersikap. Pengetahuan akan globalisasi secara keseluruhan dapat mencakup
beberapa hal yang tidak terbatas. Globalisasi sendiri sebenarnya dapat
diartikan sebagai suatu proses dimana meningkatnya saling keterkaitan di antara
masyarakat dan dimana kejadian yang terjadi di salah satu belahan dunia dapat
memberikan pengaruh yang semakin luas terhadap orang dan masyarakat yang berada
di belahan dunia lain.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disertai dengan
semakin kencangnya arus globalisasi dunia membawa dampak tersendiri bagi dunia
pendidikan. Banyak sekolah di Indonesia dalam beberapa tahun belakangan ini
mulai melakukan pembenahan yang cukup signifikan. Begitu
juga dalam hal pendidikan karakter, yang berkaitan dengan kebiasaan hidup baik,
mulai dari diri seseorang maupun pada suatu masyarakat atau kelompok
masyarakat. Pada dasarnya, pendidikan berkaitan dengan nilai-nilai, cara dan
kebiasaan yang diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Sebagai
masyarakat yang terdidik, kita tidak mungkin berfikir bagaimana kita akan
selalu hidup di lingkungan kecil yang homogen, tetapi kita harus mempunyai
pandangan yang luas. Kita tidak akan tahu nasib akan membawa kita kemana saja,
dan kapan saja kita harus siap ketika misalnya, suatu saat kita harus pergi
jauh dari tempat kita asal. Untuk itu wawasan kebangsaan dan pandangan terbuka
akan sistem sosial yang begitu kompleks adalah sarana yang membentengi diri
dari masalah kemiskinan, ketimpangan sosial, kekerasan, perpecahan kelompok dan
konflik yang berakar dari gap dan perubahan sosial yang sangat cepat.
Hirarki
Kebutuhan Dan Nilai Perdamaian
Setelah
kita mengetahui keadaan globalisasi serta perubahan sosial pertanyaan yang
harus kita jawab adalah bagaimana cara mengatasi atau membentengi diri dari
masalah tersebut. Jawabannya adalah dengan mengetahui bagaimana kebutuhan dasar
dari masyarakat. Di sisi lain, program pembangunan berkelanjutan atau SDGs yang
disepakati oleh PBB dan diterbitkan pada tanggal 21 Oktober 2015, memaksa
setiap negara untuk menyadarkan masarakatnya akan proses pembangunan melalui
pendekatan partisipatif bagi setiap elemen masyarakat. Dan target-target utama
SDGs seperti mengakhiri segala kemiskinan, menjamin kehidupan yang sehat,
menjamin pendidikan yang inklusif, menjamin kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan, itu semua mengarah pada penghapusan identitas. Artinya masyarakat
dituntut terbuka pada pembangunan.
Namun
pada apakah masyarakat sadar dan paham akan pentingnya tema-tema yang di usung
di atas. Realitanya masyarakat membutuhkan identitas, kebebesan dan
kesejahteraan. Identitas pada sadarnya meliputi kebutuhan untuk dihargai,
dihormati dan diakui keberadaan dan eksistensinya. Misalkan saja kita hidup
dilingkungan perkotaan, berkumpul dengan orang-orang perantauan dari berbagai
daerah, maka tentu saja profesi, status sosial, corak kebudayaan dan
lain-lainnya menjadi penting bagi setiap individu. Dan ketidakpahaman
masyarakat akan pentingnya menghargai identitas akibatnya timbullah sikap pembatasan diri
didalam pergaulan masyarakat dan akhirnya timbullah sikap individualisme atau
egoisme.Masing-masing berusaha sekuat tenaga untuk mencapai tujuannya.
Yang
kedua adalah kebebasan. Kebebasan bukan dalam arti bebas tanpa aturan dan hakekat
kebebasan adalah hak dan tanggung jawab serta sebagai anugerah tertinggi
manusia. Di sisi lain dalam redaksi yang berbeda kebebasan yang kita dapat adalah
ketidakbebasan orang lain. Artinya empati menjadi sarana kita untuk mawas diri
dan memikirkan hak orang lain agar tidak menjadi pribadi yang egois. Sebaliknya
kebebasan tanpa empati akhirnya aan menimbulkan keegoisan dan keserakahan.
Pondasi
Kesejarteraan
Kemudian
kesejahteraan sosial merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh semua individu,
keluarga dan komunitas masyarakat. kesejahteraan merupakan elemen utama dalam
menentukan tahap pembangunan sebuah bangsa. Konsep kesejahteraan sosial
menjelaskan strategi merubah sebuah komunitas berdasarkan pendekatan yang
berkaitan dengan aspek pengurusan masalah sosial, pemenuhan keperluan hidup dan
penyediaan peluang mobilisasi sosial dalam masyarakat.
Adapun
menurut perspektif pendidikan perdamaian, sarana untuk masyarakat memperoleh
kesejahteraan adalah dengan adanya kompromi, kerjasama dan gotong royong. Tanpa
adanya tolong menolong dan dalam situasi yang serba konflik, gap, perselisihan
dan persoalaan ketimpangan sosial, mustahil dapat tercapai sebuah
kesejahteraan. Membangun diri untuk menghilangkan keegoisan, perebutan
kekuasaan dan kepentingan serta saling mencurangi dan curiga adalah pekerjaan
rumah bagi para agen perdamaian.
Memupuk
kepedulian terhadap sesama tanpa memandang ras, suku agama dan status sosial,
serta memandang orang lain tanpa prasangka adalah pondasi dari cita-cita
kemerdekaan. Itu sebabnya pendidikan perdamaian selalu membahas tema-tema
tersebut.
Materi ini di
sampaikan pada diskusi Pusat Studi Peace Promotion oleh Ibu Kamilia Hamidah
17-01-2017
Daftar Bacaan
Buku Panduan SDGs,
Infid, 2015. PDF
Modul 12 Nilai
Perdamaian, PeaceGenIndonesia, Mizan
0 Comments