Berita Ipmafa - Jum'at 15 November 2019, bersama Lazismu
Pati, mahasiswa Praktik Profesi Lapangan (PPL) Prodi Zakat dan Wakaf (ZAWA) Institut
Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) berkesempatan mengunjungi Dani Setiawan (17th), seorang remaja yang menderita hemofilia dan kanker tulang.
Kunjungan ke Desa Gesengan Kecamatan Cluwak Kabupaten
tersebut bertujuan mengetahui secara langsung perihal kondisi Dani yang sudah
berjuang selama 4 Tahun terakhir ini untuk kesembuhan penyakit yang dideritanya.
Penyakit Hemofilia sendiri merupakan kelainan bawaan langka
yang menyebabkan darah menjadi sulit membeku, kondisi ini disebabkan karena
tubuh kekurangan protein pembekuan darah. Orang dengan kondisi ini cenderung
mudah mengalami pendarahan dan sulit untuk dihentikan sehingga darah akan terus
mengalir keluar jika tidak segera diobati. Penyakit ini dapat menyebabkan
komplikasi serius jika tidak segera untuk ditangani.
Sang Ayah, Sudarso yang berjuang tanpa henti untuk kesembuhan
Dani akhir-akhir ini merasakan beban yang sangat berat. Masalah perekonomian yang
menghimpitnya menjadi penghalang utama bagi Sudarso.
Meski pengobatan Dani menggunakan pelayanan yang diberikan
pemerintah berupa BPJS, namun Sudarso juga harus memikirkan biaya transportasi
dan menginap 2 hari selama berobat di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarganya saja bapak Sudarso
harus bekerja dari jam 3 Pagi hingga jam 5 Sore. Itupun masih dibantu istrinya
berjualan kelontong di rumahnya sambil memantau aktifitas Dani sehari-hari.
Dari penghasilan yang didapat, Sudarso bersama istrinya harus
menyisihkan uang untuk kontrol rutin selama 2 bulan sekali. “Pernah waktu
itu telat untuk melakukan check up karena terbentur oleh biaya, seketika badan
dani membengkak, mimisan, hingga gusi giginya mengeluarkan darah menjadi tanda-tanda
bahwa penyakitnya kambuh,” keluh Sudarso.
Menangis saat tunjukkan berkas
Hati bapak mana yang tak tergores jika melihat bagaimana
perjuangan sang buah hati untuk dapat sembuh dari penyakitnya. Ketika didatangi
tim Lazizmu dan mahasiswa PPL Ipmafa, Sudarso menangis ketika menunjukkan semua
berkas-berkas mulai dari surat rujukan, resep obat, transaksi lain-lain, hingga
file-file dari donatur terkait bantuan-bantuan yang diberikan dikumpulkan
menjadi 1 di dalam tas besar.
Di balik rumah yang berdindingkan bambu, beralaskan tanah, keluarga
kecil itu tak mengharap banyak, mereka hanya berharap sembuh untuk sang anak,
cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hingga berharap untuk membenahi
kehidupannya selalu lebih baik setiap harinya.
Tangis Sudarso semakin menjadi ketika ia mengetahui kalau
anaknya mendapatkan bantuan dari Lazismu Pati yang bekerjasama dengan Rsu
Fastabiq PKU Muhammadiyah. Bantuan tersebut berupa kursi roda, sembako, Dana, dan
memfasilitasi transportasi dan biaya saat berobat di RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
“Semoga dengan bantuan ini dapat membantu meringankan
beban Dani sekeluarga, serta dapat menambah semangat untuk berjuang demi
kesehatan Dani. Semangat berjuang Dani, percayalah Allah tak membebani hambanya
diluar kemampuannya,” tutur Meilana Nurul ' Ulya, salah satu mahasiswa PPL
Ipmafa.
0 Comments