“Sisi
sikap abai seluruh elemen masyarakat, bahkan kita sebenarnya kalau mau
instrospeksi, kita merasa abai. Namun kita harus segera melakukan koreksi,
bahwa sikap abai ini belum saatnya kita lakukan, karena jalan masih panjang,” tutur Gus Rozin.
Gus Rozin
juga mengungkapkan hasil pertemuan virtual bersama elit politik pada malam
sebelumnya mengenai varian baru Covid-19 yang semakin banyak dan berbahaya,
disusul dengan alat tes virus yang mulai dipertanyakan kemampuannya dalam
mendeteksi material genetik virus, baik itu GeNose, Swab antigen maupun PCR.
“Sisi
kondisi varian virus ini semakin banyak, sehingga alat tes kita tidak mampu
mendeteksi, apakah itu genose, pcr, swab antigen. Menurut para medis, ini
adalah varian yang sangat mudah menular dengan efek yang lebih berat dan lebih
sakit,” paparnya.
Menyikapi hal
tersebut, selain menghentikan sikap abai, Gus Rozin mengimbau agar civitas
akademika memfokuskan diri dengan menerapkan protokol kesehatan dari lingkaran
terdekat, yakni diri sendiri, keluarga, tetangga, komunitas, tempat kerja dan
seterusnya.
“Sikap
fokus dan tidak abai ini saya rasa merupakan cerminan kita sebagai insan
akademik, terpelajar. Maka selain menjaga diri sebagai bagian dari
maqashidussyariah, upaya itu juga kita perluas melebar ke sekitar,” imbuhnya.
Lebih fokus
lagi menyoal sikap kampus, Gus Rozin mengimbau kepada Satgas Covid-19 (Satcov) IPMAFA
untuk meningkatkan prioritas dalam menjaga keselamatan seluruh civitas
akademika, baik antar person di level mahasiswa, karyawan dan dosen.
Atas dasar
itulah akhirnya Rektor IPMAFA mengeluarkan Surat Edaran untuk kembali memberlakukan
Work From Home (WFH) dan Teaching From Home (TFH) dalam 2 minggu
ke depan.
“Berkaitan
dengan hal-hal itu, maka semua kegiatan atau program yang mensyaratkan untuk
interaksi fisik atau tatap muka secara terbatas maupun penuh saya kira harus
kita evaluasi kembali, kita format ulang agar lebih aman dan efektif,” pungkas Gus Rozin. (Redaksi)
0 Comments