Redaksi IPMAFA - Rektor Institut Pesantren Mathali'ul Falah (IPMAFA) KH. Abdul Ghofarrozin,
M.Ed mengungkapkan bahwa aspirasi dari Perguruan Tinggi belum begitu didengar
dalam pengambilan kebijakan publik di Kabupaten Pati.
Hal itu ia
tegaskan saat memberikan sambutan dalam momentum Pelantikan Lembaga
Kemahasiswaan (LK) IPMAFA kemarin, 24/7/2023 di Auditorium 1 Lantai 2.
"Kalian harus bicara, mengkritisi dan
bergerak! Tidak perlu antar LK (lembaga kemahasiswaan) saling melawan satu sama
lain, lawanlah musuh di luar agar tidak jago kandang," tegas rektor yang akrab disapa Gus Rozin
itu di hadapan seluruh pengurus LK IPMAFA.
Menurutnya semua
proses perubahan tatanan kehidupan di negara ini tidak pernah luput dari
pengawalan ketat aksi gerakan kemahasiswaan dan pemuda.
“Sejarah membuktikan, bahwa lembaga kemahasiswaan
tidak pernah meninggalkan isu penting pengembangan negeri. Baik isu yang
sifatnya pengembangan negara dan bangsa, maupun isu yang sifatnya korektif.
Mahasiswa dan pemuda selalu terdepan dalam mengoreksi kebijakan yang dianggap
tidak benar dan tidak menguntungkan negara,” ungkap Gus Rozin.
Nalar Kritis, Kepekaan Sosial & Tepat Sasaran
Dalam
melaksanakan pergerakan lembaga kemahasiswaan, Gus Rozin mengajak seluruh bagian
LK untuk memupuk daya kritis dan kepekaan sosial agar efektif dan tepat
sasaran.
“Bangun dan bangkitkanlah daya kritis. Apa yang
salah di sekitar kalian? Nalar kritis perlu ditumbuhkan supaya kita memahami
apa yang sedang terjadi di lingkungan kita. Dan jangan lupa bahwa nalar kritis
harus diarahkan kepada pihak yang tepat,” ungkap Gus Rozin.
Mengapa nalar
kritis harus diarahkan kepada pihak yang tepat? Hal itu mengingat perilaku
salah pilih lawan sering terjadi. Biasanya, menurut Gus Rozin, ketika nalar
kritis mahasiswa mulai tumbuh yang dilawan pertama kali adalah kawannya
sendiri.
“Padahal kita punya lawan. Kenapa justru kawan
yang dilawan? Itu merupakan langkah yang keliru. Ketika kita memiliki daya
kritis, maka lawan kita adalah pihak lain yang tidak menguntungkan bagi bangsa
ini,” terangnya.
“Maka untuk membuat kita bercahaya, tak perlu
memadamkan cahaya orang lain, tetapi nyalakan dan terangkan cahaya diri
sendiri,” imbuhnya.
Skill Komunikasi Individu & Penguatan Jejaring
Lebih lanjut Gus Rozin
menekankan kepada mahasiswa dan LK untuk menguatkan skill komunikasi individu
serta penguatan jejaring.
Hal ini mengingat
skill komunikasi, pemahaman terhadap proses legislasi dan jejaring merupakan
keharusan guna mencapai hasil optimal.
Sebagai salah
satu modalnya, mahasiswa perlu memahami Produk Perda/UU yang tidak
menguntungkan dan tidak berpihak pada masyarakat.
“Pertama pahami masalahnya. Kedua, pahami masalah
itu dengan nalar kritis, yang ketiga pahami strategi berjejaring agar pemikiran
kalian didengarkan,”
katanya.
Dalam hal
berjejaring, mahasiswa harus mampu mengelola LK menjadi wasilah. Yakni sebuah
kendaraan penting dan strategis.
Ketika mahasiswa
bergerak atas nama LK dalam membangun jejaringnya di luar kampus, maka hasilnya
akan maksimal. Hal ini berbeda jika mahasiswa berjalan secara individu.
“Bobotnya, daya tekannya, dan daya manjurnya
berbeda. Oleh karena itu baik SEMA maupun LK lainnya memiliki peran yang
penting dalam membangun jaringan dengan pihak terkait,” katanya.
Gus Rozin
menegaskan bahwa hal ini tak mungkin mampu terjawab hanya dengan berdiskusi di
bangku perkuliahan saja.
Maka pengembangan
jejaring dapat menjadi daya dorong untuk menyempurnakan langkah pergerakan
tersebut.
Gus Rozin
menambahkan, sebagaimana dalam sajarah, mahasiswa selalu menjadi agen perubahan
yang penting. Epicentrum of change dalam bidang ini adalah mahasiswa.
“Sekali lagi, walaupun bangsa ini tidak baik-baik saja, tetapi kita harus bersikap optimis, berfikir dan bertindak dengan benar. Selamat berkhidmah, jangan pantang menyerah,” pungkasnya. (Nis-03/Aen-02/Uha-01)
0 Comments