Redaksi IPMAFA - Stadium
General (SG) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) tahun 2023 digelar Rabu
lalu (4/10/2023) di Aula I dengan tema “Reinventing Nilai Pesantren
Sebagai Basis Nilai Society 5.0”.
Rektor IPMAFA, KH. Abdul Ghofarrozin, dalam sambutannya pada
suatu kesempatan podcast dirinya pernah ditanya, bagaimana sikap
pesantren menghadapi Artificial Intelligence (AI)?
“AI itu didasarkan kepada algoritma dan hitung hitungan
matematis yang rumit, canggih serta advance. Kemudian AI juga
berdasarkan database yang luar biasa sehingga kemudian komputer bisa
menjawab apa yang menjadi pertanyaan kita,” jelasnya.
Ia menambahkan bahwa kekuatan pesantren yang tidak dimiliki
oleh AI adalah hati, kebijaksanaan, wishfulness, yang penting dimiliki
dalam menemui masyarakat saat ini dan juga nanti.
“Konteks AI jika kita berbicara soal Society 5.0 maka
kemudian AI diharapkan representasi otak yang canggih tapi kalau pesantren yang
dimiliki adalah hati, kebijaksanaann, akhlak yang kita sudah punya basisnya,”
jelasnya
“Karena derasnya perubahan yang kita hadapi saat ini,
mahasiswa yang masih belajar di IPMAFA ataupun sudah lulus, basis nilai
pesantren harus kuat dan menjadi akar kehidupan. Sehingga ibaratnya Mahasiswa
IPMAFA ini seperti pohon yang tumbuh tinggi, kuat, termasuk kuat akarnya
sehingga tidak tercabut dimana mana,” tuturnya.
Gus Rozin menambahkan bahwa tantangan saat ini bukan hanya
tentang Ideologi, tentang Manhaj al-Fikr, tetapi juga tentang perubahan
yang sangat cepat.
“Sekali lagi kita fokuskan diri dalam 10 tahun kedepan,
kita mau ke mana dan apa yang dilakukan, ke mana? Tentu harus tahu society
yang akan kita datangi di masa yang akan datang, tanpa harus meninggalkan dasar
darimana kita berada, yaitu komunitas pesantren dan komunitas santri,”
ungkapnya.
Di akhir sambutannya Gus Rozin menjelaskan bahwa SG ini
adalah modifikasi dari tahun sebelumnya, yang mana pada kesempatan kali ini
akan dibuka dialog antara pemateri dan peserta, bukan hanya bicara, selesai
lalu pulang.
“Era 5.0 masyarakat itu berpusat pada manusia yang
berintegrasi antara ruang maya dan nyata. Dengan eksistensi nilai pesantren
tentu dapat menanggulangi dampak negatif
dari teknologi seperti matinya kemanusiaan, potensi kesendirian yang semakin
tinggi, dan lainnya,” ungkapnya.
Dirinya yakin Sahabat IPMAFA mampu menjadi sarjana yang kaya akan nilai pesantren dan warisan Pesantren, menjadi sarjana yang bisa menavigasikan diri agar sukses pada pengetahuan yang memandu menggapai dunia dan akhirat. (Aen-02/Uha-01)
0 Comments