Percepatan
Pembelajaran Bahasa Inggris Anak MI, Haruskah?
Untuk Memenuhi
Tugas UAS Pembelajaran Bahasa
Inggris MI
Dosen
Pengampu: Kamilia
Hamidah, MA
Disusun Oleh:
Tatik Nur Aslamah (16.13.00205)
Diyah Ayu Novitasari (17.13.00109)
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDA’IYAH
INSTITUT PESANTREN MATHALI’UL FALAH
2019
Pendahuluan
Tidak
bisa dipungkiri bahasa Inggris semakin hari semakin membumi. Selain sebagai
bahasa nomer satu dunia untuk berkomunikasi dan berinteraksi, di Indonesia
sesuatu yang berbau bahasa inggris rupanya semakin mendominasi di hampir semua
hal, seperti : merk-merk produk, nama perusahaan, dan masih banyak lagi.
Mengingat akan hal tersebut, menurut Kementrian Pendidikan Dan Budaya
pembelajaran Bahasa Inggris wajib diajarkan kepada anak-anak para tunas bangsa
sebagai generasi yang meneruskan peran yang ada guna mengelola bangsa kita
Indonesia di tengah pusaran arus Globalisasi, lebih-lebih menghadapi Revolusi
Industri 4.0. Akan tetapi memaksa mengenalkan Bahasa Inggris kepada anak usia
dini (0 – 8 tahun) baik di Taman Kanak-Kanak maupun di SD kelas rendah, dirasa
kurang tepat. Dalam hal ini membutuhkan tenaga pendidik yang benar-benar
memiliki keahlian dan nilai yang sesuai dengan apa yang nantinya diajarkan
kepada peserta didik.[1]
Selain
faktor-faktor pertimbangan yang menjadi salah satu terhambatnya proses belajar
terhadap pengenalan pembelajaran bahasa inggris, anak-anak kita juga
membutuhkan pendampingan ketika mereka juga mempelajari, menguasai dan memahami
bahasa daerah. Oleh sebab itu haruskah anak usia dini diberikan materi Bahasa
Inggris?
PEMBAHASAN
Sejak
awal tahun 2014 lalu, sebenarnya perihal pelajaran Bahasa Inggris untuk anak SD
kelas rendah sudah menjadi polemik. Wamendikbud bidang Pendidikan, Musliar Kasim
mewacanakan penghapusan pelajaran Bahasa Inggris. Rencana Musliar dilandasi
oleh dua alasan: kekhawatiran akan membebani siswa dan kekhawatiran bahwa
siswa-siswa Sekolah Dasar tidak fokus dalam mempelajari bahasa nasional, yaitu
bahasa Indonesia. Wacana ini telah menimbulkan pro dan kontra di masyarakat.
Menurut anggota Komisi X DPR, Rohmani mengemukakan "Hal tersebut sebuah
kebijakan yang tepat agar fokus pada pembudayaan Bahasa Indonesia sejak sekolah
dasar (SD)".[2]
Lebih lanjut, dia menyatakan “perubahan tersebut” (penghapusan pelajaran bahasa
Inggris) menjadi hal yang positif untuk menanamkan rasa nasionalisme.
Disisi
lain, widyaswara Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) Prov. Kep. Bangka
Belitung, Ali Ansori menuliskan kekhawatirannya bahwa kemunculan kebijakan
yang baru tersebut, merupakan pengabaian dari banyaknya manfaat yang diperoleh
dari pengajaran bahasa Inggris di kurikulum SD. Lebih lanjut dia menyebutkan
bahwa penguasaan bahasa Inggris akan sangat terlambat jika bahasa Inggris
diperkenalkan di SMP”.[3]
Tepatkah keputusan pemerintah untuk menghapuskan mata pelajaran bahasa Inggris
di kurikulum SD?[4]
Penulis
memiliki pandangan bahwa usia emas adalah bukan usia dimana kita para pendidik
(orang tua dan guru) harus jor-joran mengajarkan
multi ketrampilan dan pengetahuan kepada anak. Tapi usia emas adalah usia yang
sangat istimewa dimana kita sebagai orang tua dan pendidik harus ekstra
hati-hati memperlakukan anak-anak kita. Dalam kaitannya dengan pelajaran Bahasa
Inggris untuk SD kelas rendah (kelas 1 – kelas 3) kita sama-sama menyadari
bahwa Bahasa Inggris belumlah urgen untuk
mereka kenal, apalagi kuasai.
Realita
sekarang, banyak di kalangan akademisi dan profesional yang sering tampil di
depan publik pun sangat banyak yang belum menguasai dan memahami Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar. Apa jadinya nanti kalao Bahasa Indonesia saja
yang dalam prakteknya masih sulit untuk dipahami dan diterapkan kepada para
siswa malah ditambah dengan harus memahami English
Grammar
Kesimpulan dan
Rekomendasi
Melihat
permasalahan diatas, menurut penulis anak-anak Indonesia belum butuh pelajaran
Bahasa Inggris. Masih ada banyak waktu ketika mereka menginjak SMP atau SMA
untuk mendalami bahasa Inggris. Karena kenyataannya tidak akan mungkin kita
akan bercakap-cakap dengan bahasa inggris hanya dengan bermodal pelajaran di
sekolah yang sangat minim kosakata, bila tujuan penerapan pelajaran Bahasa
Inggris kepada anak SD kelas rendah adalah untuk melatih mereka berkomunikasi
dengan bahasa global (Inggris) tersebut.
Alangkah
baiknya, proses penerapan pembelajaran bahasa inggris dimulai dengan hal yang
dasar terlebih dahulu, untuk membentuk karakter dan minat siswa dalam hal
mempelajari Bahasa Inggris. Jika proses minat dan kenyamanan sudah mulai
terbentuk akan memudahkan untuk melatih siswa ke jenjang yang lebih serius agar
kemampuan dalam berbicara maupun menulis siswa semakin terasah.
[1] Muhammad
Minan Zuhri, Jurnal Pengembangan Sumber
Daya Guru dan Karyawan Dalam Organisai Pendidikan, hlm. 207
[3] https://www.sekolahdasar.net/2012/10/artikel-tidak-ada-lagi-bahasa-inggris-sd.html diakses pada tanggal,
2/05/2019
Penulis: Tatik Nur Aslamah
Nim: 16.13.00206
Prodi : PGMI
Disclaimer: Artikel di atas adalah opini pribadi dan keasliannya menjadi tanggung jawab penulis.
0 Comments