Berita
Ipmafa – Proses dan
hasil dalam menjalankan roda organisasi merupakan dua hal yang sangat penting.
Namun saya kira sebagai lembaga kader, proses itu lebih penting.
Demikian paparan
Wakil Rektor 3 Bidang Kemahasiswaa Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa)
Wakhrodi, MSI saat menyampaikan sambutannya dalam Kongres Mahasiswa I 2020 bertajuk
“Mengembangkan Sinergitas Peran Lembaga Kemahasiswaan IPMAFA yang Berlandaskan
Nilai Dasar Sholih Akrom” yang
digelar Senat Mahasiswa di Aula 2 hari ini, 15 Februari 2020.
Dalam hal
ini Warek 3 mengajak para peserta kongres menengok kembali teladan yang telah diberikan Kiai
Sahal kepada para santrinya. Wakhrodi menceritakan bahwa Kiai Sahal adalah
sosok yang tidak segan memberikan kepercayaannya kepada para santri dalam
mengelola pesantren.
Menurut
Wakhrodi, Kiai Sahal membiarkan pesantrennya
bobrok di mata orang karena lebih
mengedepankan
kepercayaan kepada santrinya. Melihat adanya kebobrokan tersebut suatu ketika muncul satu
kesimpulan dari salah satu pembantu pengasuh bahwa pesantren memang tak seharusnya
diserahkan pengelolaannya kepada para santri sepenuhnya.
Lantas apa
jawaban Kiai Sahal? “Proses itu penting!”. Kita harus
memberikan pengalaman kepada murid. Karena tidak ada pengajaran yang lebih baik
daripada pengalaman itu sendiri. Dalam konteks itu menurut Wakhrodi, Kiai Sahal
memberikan pengalaman mengelola lembaga pesantren sepenuhnya kepada santri, dan
dalam hal ini adalah pengelola lembaga kemahasiswaan.
Itulah yang Wakhrodi sebut sebagai proses itu penting.
Andaikata Kiai Sahal itu berorientasi pada hasil, maka beliau akan mengganti
pengurus dengan orang-orang profesional bayaran. “Sepanjang prosesnya itu sudah
bener, Yai Sahal oke saja,” tuturnya.
Etos kerja dan awal yang baik
Dalam sambutannya, secara spesifik Wakhrodi juga menyoal
etos kerja pelaku Lembaga Keorganisasian (LK) mahasiswa yang harus memiliki
etos kerja lebih baik dari mahasiswa pada umumnya.
“Sebagai agen perubahan kalian harus memiliki etis kerja yang
lebih baik. Gak akan mungkun kalian mampu melakukan atau mewarnai perubahan
jika etos kerjanya sama atau di bawah yang memilih kalian,” pesan Wakhrodi.
Selain etos kerja, Wakhrodi juga menyampaikan bahwa pelaku LK
adalah penjaga moral baik di lingkungan Ipmafa maupun di rumah. “Dengan apa
menjaganya? Yaitu dengan Nilai Dasar Shalih Akram (NDSA) yang sudah diberikan
kepada kalian semua,” imbuhnya.
Sebagai penutup sambutan, Wakhorodi menyampaikan sebuah
kutipan dari Kitab Tajul ‘Arus karangan Ibnu Athoillah As-Sakandari
Asy-Syadzili, من أراد النهايات
فعليه بتصحيح البدايات yang artinya siapa saja menginginkan
hasil akhir yang baik, maka dia harus memulai dari awal yang baik.
0 Comments