Berita
Ipmafa – Meski Kiai
Sahal dikenal sebagai sosok alim dalam berbagai disiplin ilmu, dan sangat sibuk
meladeni ummat dan para santrinya, namun di tengah kesibukannya itu tak
menyurutkan semangat beliau untuk tetap bermuthola’aah dan menulis. Hal itu
hingga kini menjadi ciri khas Kiai Sahal yang harus diteladani oleh para
santri.
Demikian paparan
Direktur Pusat Studi Pesantren dan Fiqh Sosial (PUSAT FISI) Institut Pesantren Mathali’ul Falah (Ipmafa) Tutik Nurul Jannah, MH dalam
kegiatan Bedah Buku bertajuk “Mbah Sahal dan Perjalanan Intelektualnya” pada Jum'at 7 Februari 2020 di Auditorium Gedung Banat Perguruan Islam Mathali'ul ’alah (PIM).
“Beliau
Kiai Sahal adalah profil Kiai yang sangat mencintai dan membiasakan
muthala'ah, khususnya sebelum mengajar atau menyampaikan pemikiran Beliau
kepada khalayak publik,” tutur
menantu Kiai Sahal yang akrab disapa Ning Tutik di hadapan 250 santri banat PIM.
Lebih lanjut
Ning Tutik memaparkan kebiasaan Kiai Sahal dalam menulis diantaranya karena
faktor kuatnya membaca dan kegelisahan beliau dalam menjawab problematika
ummat.
“Menulis
pemikirannya, menuliskan sikapnya terhadap suatu masalah tertentu, hingga
manfaat dan maslahatnya dapat dirasakan dalam sekup lebih luas bahkan dapat
dipelajari hingga generasi setelah Beliau wafat,” papar Ning Tutik.
Selain teladan
membaca dan menulis, Ning Tutik juga memaparkan lebih jauh tentang manaqib atau
sketsa perjalanan inteletual dan pergerakan progresif Kiai Sahal. “Hal ini juga yang menjadi tanggungjawab
mereka (santri) untuk
meneladani dan mengembangkan sikap dan nilai luhur yang diajarkan (Kiai Sahal),” tuturnya.
Kegiatan yang
digelar Perpustakaan Mathali'ul Falah bekerjasama dengan PUSAT FISI Ipmafa
tersebut disambut
antusias oleh para siswi PIM dari tingkat tsanawiyah, wustho, dan aliyah.
Ning Tutik
menyampaikan bahwa kegiatan tersebut tidak berhenti saat itu saja, namun akan ada
sesi berkelanjutan dalam rangka meneladani sikap Kiai Sahal serta pengembangan pemikiran
fiqh sosial beliau. (Redaksi)
0 Comments